Drainase Darurat Dibedah: Zulfahrianto SE Gerakkan Warga Sontang Hadapi Cuaca Ekstrem”

Bagikan di sosmed anda

Drainase Darurat Dibedah: Zulfahrianto SE Gerakkan Warga Sontang Hadapi Cuaca Ekstrem”

Rokan Hulu — Di tengah peringatan cuaca ekstrem yang dikeluarkan BMKG untuk wilayah Riau, Desa Sontang memilih tidak tinggal diam. Sabtu pagi, deretan cangkul, sekop, dan karung tampak berjejer di pinggir jalan utama desa. Kepala Desa Sontang sekaligus Ketua APDESI Provinsi Riau, Zulfahrianto SE, berdiri paling depan memimpin operasi darurat lingkungan: membersihkan sampah, lumpur, dan tanah mengendap yang selama ini menyumbat drainase.

Di sepanjang jalur drainase Dusun 1 Harapan, suara logam bersentuhan dengan beton terdengar berulang. Endapan tanah yang memadat selama musim kemarau dikeruk, sementara sampah plastik, ranting, dan sedimen hitam pekat diangkat satu per satu. “Kalau drainase dibiarkan, desa ini tinggal menunggu banjir datang. Kita harus bergerak sebelum bencana, bukan sesudahnya,” kata Zulfahrianto, sembari mengarahkan warga yang terus berdatangan.

Aksi gotong royong ini tidak hanya diikuti perangkat desa. Jajaran UPIKA Kecamatan, anggota Polsek, Datuk Bendoro, Ninik Mamak, Datuk LKA Kecamatan Bonai, serta RW–RT turun langsung. Masyarakat Sontang hadir tanpa dikomando panjang: sebagian membawa alat dari rumah, sebagian lain mengangkut tumpukan sampah ke titik pembuangan.

Dalam budaya Bonai Darussalam, membersihkan drainase bukan sekadar kerja fisik, melainkan ritual peringatan bahwa kampung harus dijaga bersama. Hal itu tampak dari cara masyarakat saling mengisi. Yang muda mengangkat tanah endapan, yang tua mengarahkan jalur aliran air agar kembali normal.

“Saya selalu bilang, sekecil apa pun kegiatan untuk desa harus kita perhatikan. Tidak ada pekerjaan yang remeh kalau itu untuk kepentingan orang banyak. Kita bersama pasti bisa menjaga Sontang tetap aman dan nyaman,” ujar Zulfahrianto SE.

Langkah cepat ini mendapat respons positif dari warga. Banyak yang menilai kegiatan tersebut seharusnya dilakukan berkala, mengingat kondisi cuaca yang makin tidak terduga. Drainase yang sebelumnya dangkal dan tertutup sedimen kini kembali terbuka, aliran air mengalir lancar hingga ke parit utama.

Di tengah ancaman cuaca yang kian tidak menentu, kegiatan ini menjadi pesan kuat: ketika pemerintahan desa, tokoh adat, aparat, dan masyarakat bersatu, ancaman banjir dapat ditekan sebelum datang mengetuk. Desa Sontang kembali menunjukkan bahwa kekompakan adalah strategi terbaik menghadapi ekstremnya alam.

(Rambe)

Tingalkan komentar anda

Verified by MonsterInsights